Kamu baru saja bertunangan. Selamat! Setelah euforia mereda, satu pertanyaan besar muncul: “Harus mulai dari mana?” Kamu mungkin langsung mencari timeline persiapan pernikahan 12 bulan di Google dan menemukan checklist panjang yang membuatmu pusing. Booking venue, cari MUA, test food, urus dokumen—rasanya seperti pekerjaan penuh waktu kedua.
Inilah masalah pertama: checklist generik menganggap semua pernikahan itu sama. Padahal, pernikahanmu unik. Checklist itu tidak memperhitungkan kerumitan venue heritage seperti Prambanan, logistik vendor di venue remote seperti Amanjiwo, atau mitigasi cuaca untuk outdoor wedding.

Di Avinci, kami tidak bekerja dengan “checklist”. Kami adalah Arsitek Pernikahan. Kami merancang “Blueprint” (cetak biru) yang 100% bespoke untuk visimu.
Fase 1: Arsitektural & Pondasi (12-9 Bulan Sebelumnya). Di sini kita tidak booking. Kita merancang. Kita membedah visimu, menentukan mood, palet warna, dan alokasi anggaran yang presisi. Ini adalah fase terpenting untuk memastikan acaramu terasa “kamu”. Kami juga mengamankan “kanvas” utamamu: venue eksklusif yang seringkali harus dipesan lebih dari setahun sebelumnya.
Fase 2: Produksi & Kurasi (8-4 Bulan Sebelumnya). Setelah blueprint jadi, kami mulai membangun. Di sinilah database vendor premium kami (Pain Point #3) berperan. Kami tidak mencarikanmu vendor; kami mengkurasi tim artisan (dekorator, fotografer, lighting designer) yang kami tahu memiliki standar kerja setara dengan visi kita. Kami yang mengurus negosiasi, kontrak, dan briefing teknis.
Fase 3: Eksekusi & Presisi (3-0 Bulan Sebelumnya). Ini adalah fase peace of mind kamu. Tugasmu selesai. Semua komunikasi vendor kini terpusat pada kami. Kami yang mengurus technical meeting, rundown presisi per menit, dan loading logistik. Kamu bisa fokus fitting baju terakhir, perawatan, dan menikmati prosesnya tanpa stres.
Sebuah checklist hanya memastikan tugas selesai. Sebuah blueprint dari arsitek memastikan sebuah mahakarya tercipta.
 
					