Pernikahan adat Jawa adalah perpaduan seni, filosofi, dan emosi yang mendalam. Di antara semua prosesi yang ada, ada satu momen yang seringkali menjadi puncak haru: Sungkeman. Momen ini bukan sekadar tradisi, melainkan sebuah ritual sakral yang menyimpan makna luar biasa.
Bagi pasangan yang sedang berada di pelaminan, prosesi sungkeman mungkin terlihat sederhana. Namun, di baliknya, ada sebuah narasi universal yang diceritakan lewat setiap tetes air mata dan setiap gerakan. Sungkeman adalah cerminan dari rasa syukur, pengakuan tulus, dan restu yang mengalir dari hati ke hati.
Isi Konten
Makna Mendalam di Balik Setiap Gerakan Sungkeman
Sungkeman bukanlah sekadar formalitas, melainkan sebuah rangkaian gerakan yang penuh makna. Setiap detailnya menyimpan filosofi mendalam yang membentuk sebuah cerita.
- Berlutut & Menyentuh Kaki: Simbol Bakti Prosesi dimulai dengan berlutut dan menyentuh kaki orang tua. Gerakan ini melambangkan kerendahan hati, sebuah pengakuan seorang anak bahwa setinggi apa pun posisinya kelak, ia tetap berbakti kepada orang tua yang telah membesarkannya. Sentuhan di kaki juga merupakan simbol penghormatan tertinggi, gestur yang menunjukkan bahwa orang tua adalah sosok yang telah menuntun setiap langkahnya selama ini.
- Mencium Tangan: Permohonan Maaf & Restu Setelah itu, pasangan mencium tangan kedua orang tua. Momen ini adalah cara untuk menunjukkan penghormatan dan permohonan maaf atas segala kesalahan yang mungkin pernah dilakukan, baik disengaja maupun tidak disengaja. Di momen ini, seorang anak secara tulus meminta restu untuk memulai lembaran hidup baru.
- Bersimpuh di Pangkuan: Momen Puncak Penyerahan Diri Bagian yang seringkali menjadi momen paling emosional adalah saat bersimpuh di pangkuan orang tua. Di sana, seorang anak seolah kembali menjadi sosok kecil yang butuh perlindungan dan kasih sayang. Ini adalah momen meminta doa dan restu terakhir sebagai seorang anak lajang, sebelum resmi menjadi pasangan suami istri. Air mata yang mengalir saat itu bukanlah air mata kesedihan, melainkan air mata kebahagiaan dan rasa syukur.
Puncak dari semua itu adalah pelukan hangat dan usapan di kepala. Restu yang diberikan orang tua tidak hanya diucapkan, tetapi juga diwujudkan melalui sentuhan. Ini adalah sebuah energi yang sangat kuat, pengakuan tulus orang tua bahwa mereka merestui dan mendoakan kebahagiaan buah hati.

Investasi Emosional untuk Pernikahan yang Bermakna
Memilih untuk menjalani tradisi sungkeman adalah investasi emosional yang sangat berharga. Momen ini menjadi kesempatan bagi pasangan, orang tua, dan seluruh keluarga untuk merasakan kehangatan dan kebersamaan yang tak tergantikan.
Kami percaya, pernikahan yang paling berkesan bukanlah yang paling mewah, melainkan yang paling jujur dan penuh makna. Dan Sungkeman adalah bukti nyata, bahwa pernikahan adalah tentang hati, bukan hanya tentang pesta.
Komitmen Avinci untuk Momen Sakral Kalian
Memastikan setiap prosesi sakral berjalan khidmat dan lancar adalah komitmen kami. Kami, Avinci Wedding Planner, ada untuk membantu kalian mewujudkan pernikahan yang penuh makna dan tanpa beban.