Kalau kamu perhatikan rundown resepsi pernikahan modern, pasti ada satu slot waktu khusus di tengah acara untuk Wedding Cutting Cake Ceremony (Upacara Potong Kue).
Biasanya, kue menjulang tinggi nan cantik itu berdiri megah di samping pelaminan. Lampu spotlight menyorot dramatis, lagu romantis diputar, dan semua kamera tertuju pada pengantin yang memegang pisau hias.
Tapi, pernah nggak sih kamu bertanya: “Kenapa harus potong kue? Apa cuma buat gaya-gayaan aja?”
Di Avinci Wedding Planner, kami percaya setiap detik dalam acaramu harus punya nyawa. Ternyata, potong kue itu punya filosofi yang dalem banget, lho. Yuk, kita bedah maknanya biar momen ini nggak cuma lewat begitu aja!
Isi Konten
1. The First Joint Task: Tugas Pertama Sebagai Tim
Secara simbolis, memotong kue adalah pekerjaan pertama yang kalian lakukan bersama-sama secara publik setelah resmi jadi suami istri.
Perhatikan cara pegang pisaunya: Tangan mempelai wanita memegang gagang pisau, dan tangan mempelai pria menumpuk di atasnya untuk memberi tenaga dan arahan.
Filosofinya: Dalam rumah tangga, kalian harus bekerjasama. Istri punya peran, suami punya peran. Ada yang mengarahkan, ada yang mengeksekusi. Kalian harus “membedah” masalah (disimbolkan dengan kue) secara bersama-sama, seberat apapun itu. Pisau itu adalah simbol kekuatan kalian menghadapi tantangan hidup.
2. The First Feed: Janji Saling Mengayomi
Setelah kue terpotong, ritual lanjutannya adalah saling menyuapi (feeding ceremony).
Potongan pertama bukan untuk tamu, tapi untuk pasangan. Suami menyuapi istri, istri menyuapi suami.
Filosofinya: Ini adalah simbol komitmen untuk saling merawat, saling memberi nafkah (lahir batin), dan saling memenuhi kebutuhan satu sama lain. “Aku akan menjagamu agar tidak kelaparan, dan aku akan merawatmu dengan manis.”
Di momen inilah biasanya fotografer mendapatkan shot paling romantis dan playful.

3. Struktur Kue: Fondasi Pernikahan
Kue pengantin klasik biasanya bertingkat (tiered). Bagian bawah selalu paling besar dan kokoh untuk menopang tingkat-tingkat di atasnya.
Ini menggambarkan bahwa pernikahan harus dibangun di atas fondasi cinta dan komitmen yang kuat. Semakin tinggi impian kalian (kue bagian atas), semakin kuat pula dasar yang harus kalian bangun (kue bagian bawah).
4. Real Cake vs. Dummy Cake: Rahasia Dapur WO
“Kak, sayang banget kue segede itu dipotong, nanti mubazir nggak?”
Tenang aja. Di industri pernikahan modern, mayoritas kue 5-7 tingkat itu adalah Dummy Cake (Gabus hias/Styrofoam) yang dilapisi icing cantik.
Biasanya, vendor kue menyiapkan satu spot kecil (biasanya di tingkat paling bawah atau belakang) yang berisi kue asli untuk dipotong secara simbolis.
Tugas Avinci: Kami memastikan kamu tahu persis di mana letak “kue asli” itu. Jangan sampai kamu menekan pisau ke bagian gabus yang keras di depan ratusan tamu. Awkward! Kami kasih tanda kecil biar pisaumu meluncur mulus.
Mau Momen Manis yang Sempurna?
Entah itu kue kastil setinggi 2 meter atau champagne tower yang berkilau, momen ini butuh eksekusi yang pas. Mulai dari pemilihan lagu pengiring, lighting, sampai posisi berdiri biar bagus di kamera.
Avinci Wedding Planner siap memandumu memilih vendor cake terbaik yang nggak cuma cantik dilihat, tapi juga enak dimakan (buat yang asli!).