The First Hello: Panduan Merangkai Kata-kata Undangan Pernikahan yang Berkesan di Mata Tamu

Undangan pernikahan bukan sekadar lembar kertas berisi informasi “kapan” dan “di mana”. Sebaliknya Undangan adalah salam pertama, prolog dari kisah baru kalian. Ia adalah duta yang membawa vibe kebahagiaan dan nuansa acara.

Padahal, bagian inilah yang seringkali menjadi paling pelik. Kita dihadapkan pada draft kosong: Harus seformal apa? Bagaimana jika ada orang tua yang sudah almarhum? Boleh enggak pakai quote film favorit?

Maka dari itu, merangkai kata-kata undangan pernikahan memang butuh seni untuk menyeimbangkan kejelasan dan sentuhan hati. Kami siap memandu kamu dengan tips smart agar kamu menemukan “suara” yang jujur dan tulus. Ini dia daftarnya:

Apa Saja 7 Elemen yang Harus Ada di Undangan Kamu?

Sebagai kerangka dasar, sebelum sibuk memilih font atau quote, kamu harus tahu dulu “kerangka” undangan. Undangan punya fondasi yang harus kamu isi dengan benar.

  • Salam Pembuka (The Opening): Kesan pertama yang menentukan nada, entah itu religius, formal, atau santai.
  • Identitas Mempelai (The Couple): Siapa yang menikah? Nama kalian berdua harus bersinar di sini.
  • Nama Orang Tua (The Family): Elemen penghormatan kepada keluarga yang telah membesarkan kalian.
  • Detail Acara Inti (The Core Info): Kapan dan di mana janji suci diikrarkan (Akad/Pemberkatan). Wajib jelas!
  • Detail Acara Resepsi (The Celebration): Kapan dan di mana pesta perayaan akan digelar.
  • Garis Tuan Rumah (The Host Line): Siapa yang secara resmi mengundang (Hormat kami, dsb.).
  • Doa & Penutup (The Closing): Kalimat penutup, harapan, atau kutipan yang membungkus undangan dengan indah.

Pilih Gaya Kamu: Wording Apa yang Paling Personal?

Inilah bagian di mana kamu mulai merangkai kata. Tidak ada yang mutlak benar atau salah, yang ada hanyalah yang “cocok” dengan kepribadian kamu.

1. Ruang Teras: Salam Pembuka

Untuk menentukan mood awal, kamu harus memikirkan siapa mayoritas tamu dan vibe apa yang ingin kamu tonjolkan.

  • Pilihan Religius (Sakral): Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh (Islam) atau Om Swastyastu (Hindu).
  • Pilihan Formal & Universal: “Dengan memohon Rahmat dan Ridho Allah SWT…” atau “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan makhluk-Nya berpasang-pasangan…”
  • Pilihan Modern & Minimalis: “Kami akan menikah! Sebuah kisah baru dimulai…” atau bahkan langsung mencantumkan nama kalian berdua.

2. Ruang Utama: Nama Mempelai & Orang Tua

Bagian ini sangat krusial karena ini tentang kejelasan sekaligus penghormatan.

  • Nama Mempelai: Putuskan, mau pakai nama lengkap resmi atau nama panggilan yang lebih dikenal? Jika ada gelar, tulis jika itu penting bagi keluarga.
  • Nama Orang Tua (Wajib Hormat): Format standar: Putra/Putri dari [Bapak (Nama Ayah) & Ibu (Nama Ibu)].
  • Jika Orang Tua Almarhum: Tambahkan (Alm.) atau (Mendiang). Atau, tulis nama lengkap saja sebagai bentuk penghormatan atas jasa mereka (ini umum dan aman).
  • Jika Orang Tua Bercerai: Diskusikan dengan bijak. Opsi aman adalah tetap menulis nama keduanya sebagai orang tua biologis, atau hanya menulis nama orang tua yang membesarkan kalian.

3. Ruang Acara: Detail Akad & Resepsi

Ini adalah inti informasinya, karena bagian ini adalah yang paling fungsional. Pastikan kejelasan adalah kunci utama, agar detail waktu dan lokasi tidak membingungkan tamu.

  • Pemisahan: Selalu pisahkan secara jelas antara Akad Nikah/Pemberkatan dan Resepsi/Tasyakuran.
  • Elemen Wajib 4W: What (Apa), When (Hari, Tanggal, Jam), Where (Nama Gedung dan Alamat Lengkap), dan Zona Waktu (WIB/WITA/WIT). Jangan sampai lupa!

4. Ruang Keluarga: Garis Tuan Rumah

Berikutnya, kamu harus menentukan siapa yang “punya hajat” atau secara resmi mengundang.

  • Jika Orang Tua yang Mengundang (Tradisional): Hormat kami yang mengundang, Keluarga Bapak [Ayah Pria] & Keluarga Bapak [Ayah Wanita].
  • Paling Aman & Umum: Kami yang berbahagia, Kel. [Nama Keluarga Pria] & Kel. [Nama Keluarga Wanita] [Nama Mempelai Pria] & [Nama Mempelai Wanita].

5. Ruang Penutup: Doa, Harapan, dan Kutipan

Sebagai penutup emosional, bagian ini adalah “oleh-oleh” yang kalian berikan bagi tamu.

  • Kalimat Penutup: “Merupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi kami apabila Bapak/Ibu/Saudara/i berkenan hadir untuk memberikan doa restu.”
  • Kutipan Puitis: Bisa dari QS. Ar-Rum: 21 (paling populer di undangan Muslim), 1 Korintus 13, atau kutipan sastra dari Kahlil Gibran/Rumi.
  • Kutipan Personal: “Setelah 7 tahun bersama, petualangan baru kami akhirnya dimulai…”

BACA JUGA : Bukan Cuma Dasi: Begini Cara Memilih Aksesori Pengantin Pria Sesuai Tema

Bikin Jelas: Jangan Lupakan Detail Tambahan

Seiring berkembangnya zaman, di era digital, ada informasi praktis yang harus kamu sampaikan secara elegan.

  • RSVP / Konfirmasi Kehadiran: “Untuk konfirmasi kehadiran, mohon hubungi [Nama] di [Nomor WA] sebelum [Tanggal].” Atau sediakan QR Code.
  • Live Streaming: Cantumkan tautan khusus bagi kerabat yang berhalangan hadir.
  • Dress Code: Sampaikan dengan halus: “Kami akan senang sekali jika Anda hadir dalam balutan busana [Tema, misal: Batik / Nuansa Putih].”
  • Angpao / Hadiah (Opsional): Jika kamu tidak menerima sumbangan fisik, sampaikan: “Doa restu Anda adalah hadiah terindah.” Jika menerima e-payment, sertakan tautan Wedding Registry atau nomor rekening.

Undangan Ini Adalah Suaramu

Pada akhirnya, undangan pernikahan yang paling sempurna bukanlah yang paling mewah atau puitis. Justru Undangan yang paling sempurna adalah yang saat dibuka, teman kamu tersenyum dan berkata, “Ah, ini kamu banget.”

Jangan takut untuk menjadi diri sendiri. Pastikan suara di lembar undangan itu jujur, hangat, dan tulus.

Siap merangkai kata-kata yang tak terlupakan? Avinci hadir untuk memastikan estetika visual pernikahanmu berjalan mulus.

Rate this post

Tinggalkan komentar