Serupa Tapi Tak Sama: Perbedaan Paes Jogja dan Solo, Kupas Tuntas Ciri Khas Visualnya.

Di balik janji suci pernikahan adat Jawa, terdapat mahkota filosofis yang paling sakral: Paes. Dalam bahasa Jawa, tata rias pengantin disebut paes atau pepaes, yang secara harfiah berarti membuat indah atau menghias dahi. Riasan dahi berwarna hitam ini bukan sekadar hiasan, melainkan simbol penting dari kedewasaan, kecantikan, dan kesiapan seorang wanita melangkah sebagai Ratu Sehari.

Paes Jogja dari Kraton Yogyakarta dan Paes Solo dari Kasunanan Surakarta adalah dua warisan agung yang paling ikonik. Keduanya lahir dari akar budaya yang sama (Mataram Islam), namun memiliki karakter visual dan filosofi yang berbeda. Paes Jogja dikenal dengan garisnya yang tegas dan berwibawa, sementara Paes Solo memancarkan keanggunan yang lebih lembut dan bersahaja.

Memahami perbedaan ini adalah kunci penting bagi calon pengantin, karena setiap lekukan paes adalah cerminan dari karakter dan harapan hidup. Mana yang akan kamu pilih? Mari kita bedah perbedaan utama antara Paes Jogja dan Paes Solo.

Ragam Jenis Tata Rias Pengantin Yogyakarta & Solo.

Sebelum kita membedah detail lekukan dan filosofinya, penting untuk mengetahui bahwa paes tidak hanya ada satu jenis. Baik Yogyakarta maupun Surakarta memiliki ragam variasi busana dan riasan yang menunjukkan tingkatan keagungan dan tujuan upacara.

Tata Rias Pengantin Yogyakarta

Yogyakarta dikenal memiliki lima jenis tata rias dan busana pengantin yang hingga kini masih dilestarikan dan banyak dipilih oleh calon pengantin:

  • Kasatriyan Ageng: Busana untuk pengantin pria, namun sering disebut juga untuk merujuk pada pasangan yang mengenakan gaya ini.
  • Paes Ageng: Riasan tertinggi dan paling sakral, biasanya melibatkan busana beludru hitam.
  • Paes Ageng Jangan Menir: Varian dari Paes Ageng yang biasanya memiliki penambahan ornamen tertentu dan sering dimaknai sebagai busana yang lebih “ringan” dari Paes Ageng murni.
  • Paes Ageng Kanigaran: Gaya busana yang identik dengan pakaian kebesaran Raja, memancarkan kewibawaan dan kemewahan.
  • Yogya Puteri: Gaya yang lebih sederhana dan modern dibandingkan Paes Ageng, sering menjadi pilihan untuk upacara yang tidak terlalu formal.

Tata Rias Pengantin Solo

Sementara itu, Surakarta (Solo) umumnya dikenal dengan dua jenis tata rias pengantin yang paling sering digunakan, yang masing-masing memiliki karakter khas:

  • Solo Basahan: Gaya yang paling populer dan berani, menampakkan keindahan kulit dengan kemben (tanpa penutup dada), melambangkan kesucian dan kembalinya ke alam.
  • Solo Puteri: Gaya yang lebih tertutup dan anggun, di mana pengantin wanita mengenakan kebaya, memberikan kesan santun dan elegan.

Perbedaan Detail Paes Jogja & Solo

Paes Jogja dan Paes Solo. Sekilas memang terlihat sama, tapi jika diperhatikan dengan lebih detail, keduanya tentu berbeda. Ingin tahu perbedaan krusial pada riasan dahi khas keraton ini? Mari, kita kupas tuntas detail ciri khas visualnya satu per satu di sini!

Gajahan atau Penungul (Bentuk Puncak Paes di Tengah Dahi)

  • Paes Jogja : Paes Jogja memiliki ciri khas pada bagian tengah yang disebut Gajahan dengan bentuk runcing dan tegas, menyerupai pucuk daun pudhak (bunga pandan), yang secara filosofis melambangkan ketajaman pikiran dan kewibawaan seorang ratu yang siap memimpin rumah tangganya
  • Paes Solo : Sementara Paes Solo menampilkan Gajahan dengan bentuk bulat dan landai, menyerupai daun sirih yang bermakna kesiapan berumah tangga serta harapan akan pertemuan dan restu yang sempurna, mencerminkan keindahan yang anggun dan mandiri.

Pengapit

  • Paes Jogja : Pengapit Paes Jogja berbentuk seperti potongan daun sirih yang lebih kecil dan runcing, melambangkan filosofi titis tepat sasaran dan fokus.
  • Paes Solo : Pengapit Paes Solo berbentuk setengah bulatan seperti ujung telur ayam. Meskipun juga bermakna tujuan yang tepat sasaran, bentuknya dibuat lebih membulat untuk kesan yang lebih lembut daripada gaya Jogja.

Cithak (Tanda Berlian di Tengah Dahi)

  • Paes Jogja : Paes Jogja memiliki Cithak yaitu riasan belah ketupat (intan) di tengah dahi yang melambangkan kesetiaan istri dan kecerdasan.
  • Paes Solo : Paes Solo tidak menggunakan Cithak. Dahinya dibiarkan polos untuk menekankan keharmonisan dan kebulatan bentuk Paes secara keseluruhan.

Cithak Paes Jogja

Godheg (Riasan Samping Paes)

  • Paes Jogja : Godheg dirias lurus dan simetris, memberikan kesan rapi, kaku, dan berwibawa.
  • Paes Solo : Godheg melengkung ke arah pipi menyerupai kuncup bunga (ngembang setaman), memberikan kesan lembut dan feminin.

Warna Paes

Meskipun riasan paes Yogyakarta (untuk semua ragam tata riasnya) secara konsisten menggunakan warna hitam, Solo menampilkan variasi yang unik: Paes pada Solo Basahan menggunakan warna hijau, sementara Paes untuk Solo Puteri tetap menggunakan warna hitam.

Prada (Serbuk Emas)

Aksen prada (serbuk emas) yang ditaburkan di tepian paes merupakan ciri khas eksklusif pada pengantin Yogyakarta khususnya untuk tata rias Paes Ageng, Jangan Menir, dan Kanigaran. Sebaliknya, paes yang digunakan pengantin Solo, apapun ragamnya, baik Basahan maupun Puteri, tidak menggunakan prada sama sekali.

Setelah mengupas tuntas detail visual krusial, jelas bahwa di balik kesamaan mahkota adat Jawa, Paes Jogja memancarkan aura kewibawaan dan ketegasan, sementara Paes Solo mewakili keanggunan, kelembutan, dan keharmonisan. Memilih antara kedua paes ini adalah memilih filosofi yang akan dikenakan di hari sakral. Mana pun pilihanmu baik ketegasan Jogja maupun keanggunan Solo keduanya menjamin penampilan yang agung sebagai Ratu Sehari. 

Baca Juga : Ditha & Daniel : Kisah Cinta Lintas Benua di Bawah Naungan Tradisi Jawa.

Jika kamu merasa kewalahan dalam menyelaraskan filosofi paes pilihanmu dengan konsep acara secara keseluruhan, jangan khawatir.

Tim Avinci hadir bukan hanya sebagai wedding planner, tetapi sebagai konsultan kepercayaanmu. Kami siap membantu kamu menerjemahkan filosofi yang terkandung dalam tata rias pilihanmu ke dalam setiap elemen pernikahan. Kami akan memastikan dream wedding mu tidak hanya indah secara visual, tetapi juga kaya makna.

Mari wujudkan pernikahan impianmu tanpa kehilangan esensi budaya. Hubungi Avinci sekarang untuk konsultasi pernikahanmu!

5/5 - (4 votes)

Tinggalkan komentar