Prosesi Adat Pernikahan Tionghoa: Memahami Tingjing & Sangjit

Pernikahan adat Tionghoa kaya akan tradisi simbolis yang sudah dimulai jauh sebelum hari pernikahan. Dua di antaranya yang sering menjadi sorotan adalah Tingjing (proses lamaran) dan Sangjit (upacara seserahan). Meskipun terdengar serupa, keduanya memiliki makna dan rangkaian acara yang berbeda. Simak penjelasan selengkapnya berikut ini Tingjing & Sangjit!

Tingjing: Lamaran dan Penentuan Hari Pernikahan

Tingjing adalah prosesi lamaran yang juga berfungsi untuk menentukan tanggal pernikahan berdasarkan perhitungan kalender Tionghoa. Rangkaian acaranya mencakup:

Penyambutan & Pembukaan

Keluarga pria datang ke rumah calon pengantin wanita dengan membawa hampers berisi berbagai bingkisan. Mereka disambut secara resmi oleh keluarga wanita, menandai dimulainya prosesi.

Kalungan Emas sebagai Simbol Ikatan

Berbeda dari lamaran biasa, dalam tradisi ini keluarga pria menyerahkan kalung emas yang akan dikenakan oleh calon mempelai wanita. Pemasangan kalung ini dilakukan oleh ibu atau anggota keluarga tertua sebagai tanda restu dan penerimaan.

Menentukan Tanggal Pernikahan (Bazi)

Penentuan tanggal pernikahan dilakukan berdasarkan tanggal lahir kedua calon pengantin. Metode perhitungan ini menggunakan sistem kalender tradisional Tionghoa untuk menentukan hari terbaik bagi pernikahan mereka.

Jamuan Makan & Penutupan

Sebagai tanda silaturahmi, acara ditutup dengan santap bersama. Keluarga wanita juga memberikan bingkisan balasan kepada pihak pria sebagai simbol hubungan baik antar keluarga.

Isi Hampers Tingjing

  • Berbagai jenis buah, termasuk anggur dan kue bulan
  • Kue tradisional sebagai simbol kemanisan hubungan
  • Jumlah baki harus genap, seperti 6 atau 8, menghindari angka 4 yang dianggap kurang beruntung

Sangjit: Prosesi Seserahan & Pertunangan Resmi

Sangjit merupakan tahap yang menegaskan keseriusan pria dalam mempersiapkan kehidupan pernikahan. Dalam acara ini, keluarga pria membawa seserahan sebagai simbol tanggung jawab.

Urutan Prosesi Sangjit

  1. Kedatangan & Penyerahan Seserahan
    Rombongan keluarga pria tiba dengan membawa baki berisi barang seserahan yang disusun secara simbolis. Para pembawa baki biasanya adalah anggota keluarga pria yang masih lajang.
  2. Penyerahan Seserahan
    Barang seserahan diberikan pertama kali kepada orang tua calon pengantin wanita, baru kemudian kepada calon mempelai wanita sendiri. Selama prosesi berlangsung, calon pengantin tidak diperbolehkan bertemu langsung.
  3. Sambutan & Perkenalan Keluarga
    Kedua belah pihak saling memperkenalkan diri dan memberikan sambutan sebagai bentuk penghormatan satu sama lain.
  4. Jamuan & Balasan Seserahan
    Keluarga wanita menyajikan hidangan sebagai ungkapan terima kasih. Beberapa seserahan juga dikembalikan kepada keluarga pria sebagai tanda bahwa pernikahan ini adalah sebuah hubungan yang seimbang.

Barang Seserahan dalam Sangjit

Seserahan Sangjit biasanya didominasi warna merah sebagai lambang keberuntungan dan kebahagiaan. Berikut barang yang umumnya ada dalam baki seserahan:

Kebutuhan Dasar & Sandang

  • Pakaian atau kain sebagai simbol kesiapan pria menafkahi istri
  • Perlengkapan mandi dan kosmetik yang melambangkan perawatan diri

Lambang Kemakmuran

  • Perhiasan emas seperti cincin, kalung, dan gelang
  • Buah apel atau jeruk yang disusun dalam jumlah genap sebagai simbol kelimpahan rezeki

Uang & Makanan

  • Uang susu sebagai bentuk terima kasih kepada orang tua calon pengantin wanita
  • Uang pesta yang bisa digunakan untuk biaya pernikahan
  • Kue keranjang, makanan manis, atau makanan kaleng yang melambangkan kehidupan rumah tangga yang harmonis

Barang Ritual

  • Lilin merah bergambar naga dan phoenix yang dipercaya membawa perlindungan bagi rumah tangga
  • Anggur merah atau sampanye yang nantinya ditukar dengan sirup merah dari pihak wanita

Makna Filosofis di Balik Prosesi Tingjing & Sangjit

Meskipun proses ini terlihat panjang dan memiliki banyak tahapan, setiap unsur dalam Tingjing dan Sangjit memiliki makna mendalam. Ritual-ritual ini tidak hanya mengikat kedua calon mempelai, tetapi juga mempererat hubungan antar keluarga. Tradisi ini menjadi bagian dari warisan budaya yang terus dipertahankan hingga kini, melambangkan restu, keharmonisan, dan kelancaran kehidupan rumah tangga bagi pasangan yang akan menikah.

Jika Anda sedang merencanakan pernikahan adat Tionghoa dan membutuhkan WO Jogja yang berpengalaman, pastikan Anda memilih tim yang memahami seluk-beluk tradisi ini agar pernikahan Anda berjalan dengan lancar dan penuh makna!

Rate this post

Tinggalkan komentar