Sangjit: Mengenal Tradisi Seserahan Budaya Tionghoa, Prosesi Sakral, dan Makna Mendalam dalam Isi Baki Hantaran.

Di tengah serangkaian persiapan pernikahan modern, ada satu tradisi Tionghoa yang selalu memancarkan kehangatan dan keindahan budaya: Sangjit.

Secara sederhana, Sangjit (“seserahan” atau “antar junjung”) adalah prosesi lamaran tradisional Tionghoa. Ini adalah hari di mana pihak keluarga pria secara resmi mengantarkan barang hantaran dan janji komitmen kepada pihak keluarga wanita.

Sangjit bukan sekadar pertukaran hadiah. Ia adalah jembatan yang secara resmi mengesahkan ikatan sebelum hari pernikahan, melambangkan niat baik, keseriusan, janji kemakmuran, dan penghormatan. Jika kamu baru pertama kali merencanakan tradisi ini, artikel ini akan memandumu memahami alur prosesi dan filosofi mendalam di balik setiap baki Sangjit.

Tata Cara Prosesi Sangjit 

Meskipun terlihat kompleks, prosesi Sangjit memiliki alur yang jelas. Inilah tata cara ritual sangjit, di mana protokol dan filosofi berpadu:

  1. Kedatangan Rombongan Pria: Rombongan calon mempelai pria tiba. Pihak keluarga perempuan, bersama penerima baki, akan menunggu kedatangan di area depan kediaman. Iring-iringan tiba dengan membawa baki seserahan (jumlah harus genap, umumnya 6, 8, atau 12). Pembawa nampan seserahan adalah anggota keluarga atau sahabat dekat yang belum menikah, dipimpin oleh seorang anggota keluarga yang dituakan.
  2. Serah Terima Baki dan Filosofi Pengembalian: Seserahan kemudian diberikan secara berurutan kepada penerima dari pihak calon mempelai wanita. Baki seserahan yang diterima akan langsung dibawa ke dalam kamar untuk dipilah. Ini adalah momen krusial:
    • Pengembalian Sebagian: Jika separuh dari seserahan tersebut dikembalikan ke pihak pria, artinya keluarga dari pihak perempuan masih diperbolehkan untuk ikut andil dalam kehidupan keluarga pengantin. Ini adalah praktik yang paling umum dilakukan.
    • Pengambilan Seluruhnya: Bila seluruh seserahan tersebut diambil, artinya keluarga perempuan menyerahkan sang pengantin wanita sepenuhnya kepada pihak laki-laki, melepaskan segala campur tangan di kemudian hari.
  3. Ritual Penghormatan dan Perkenalan: Prosesi Sangjit kemudian dilanjutkan dengan sambutan keluarga dan ritual penghormatan yang dilakukan oleh calon mempelai kepada kedua orang tua. Tak ketinggalan, sesi perkenalan antara anggota keluarga dengan tamu undangan turut memeriahkan suasana.
  4. Ramah Tamah dan Jamuan: Setelah itu, terdapat acara ramah-tamah atau makan bersama (seringkali dalam bentuk prasmanan) yang telah disiapkan oleh keluarga pihak perempuan, melambangkan keakraban kedua pihak.
  5. Pemberian Seserahan Balik: Di akhir prosesi Sangjit, keluarga dari calon mempelai perempuan biasanya akan memberikan seserahan balik atau cinderamata kepada keluarga pihak pria. Cinderamata ini bisa berupa sejumlah manisan ataupun keperluan pribadi untuk calon mempelai pria, sebagai penutup prosesi yang berimbang.

Membongkar Isi Baki Sangjit :

Ini adalah jantung dari prosesi Sangjit. Saat kamu melihat baki-baki itu diantar, kamu akan langsung terpesona oleh dominasi warna merah menyala dan kuning keemasan. Ini bukan sekadar pilihan warna yang cantik; ini adalah harapan tulus akan kemakmuran dan kebahagiaan yang abadi.

Namun, keindahan ini diatur oleh tradisi yang ketat. Aturan pertama? Angka adalah segalanya. Jumlah baki hantaran harus selalu genap seperti 6, 8, atau 12—karena angka genap melambangkan keberuntungan. Tetapi hindari penggunaan angka 4 yang dianggap membawa kesialan.

Jadi, apa sebenarnya isi ‘Baki Sangjit’ ini? Mari kita bongkar satu per satu, karena di balik setiap baki yang indah tersimpan janji dan harapan:

Uang Angpao

Baki ini berisi dua jenis uang tunai yang dimasukkan ke dalam dua angpao berbeda. Yang pertama adalah Uang Susu (Nai Ji), yang melambangkan penghormatan dari pihak pria kepada keluarga wanita yang telah membesarkan sang pengantin sedari kecil. Yang kedua adalah Uang Pesta, yang diberikan sebagai modal untuk pesta pernikahan.

Buah-buahan

Baki ini berisi buah-buahan manis (seperti pir, apel, jeruk, atau pisang) yang disajikan sebagai lambang kesejahteraan dan keberuntungan.

Aneka Macam Manisan

Sebagai lambang kehidupan pernikahan yang akan selalu manis dan harmonis, baki ini diisi dengan aneka manisan. Penting untuk memastikan jumlahnya genap.

Kaki Babi atau Makanan Kaleng 

Untuk simbol kemakmuran tambahan, baki juga berisi sepasang kaki babi atau dapat diganti dengan makanan kaleng (seperti longan atau kacang polong) berjumlah 8 sampai 12 kaleng.

Dua Pasang Lilin

Dua pasang lilin disertakan akan menyimbolkan perlindungan. Sepasang lilin tersebut akan dikembalikan kepada pihak mempelai pria agar masing-masing mempelai dapat dijauhkan dari energi negatif dan rumah tangga mereka selalu diterangi. Selain itu, 

Sepasang anggur 

Pihak pria juga menyertakan sepasang anggur (atau 2 botol wine/champagne). Hantaran minuman ini akan ditukar dengan dua botol sirup berwarna merah dari pihak wanita. Pertukaran ini memiliki makna simbolis keberuntungan yang didoakan khusus untuk para orang tua.

Think of (I’m) Possible & Make It Happen!

Sangjit adalah perpaduan indah antara tradisi, simbolisme, dan niat hati. Ia adalah fondasi yang secara resmi menyatukan dua keluarga, bukan hanya dua individu.

Jika kamu merencanakan Sangjit, eksekusi yang sempurna harus menghormati setiap filosofi di baliknya. Avinci hadir dengan keahlian khusus dalam protokol budaya Tionghoa. Kami memastikan tradisi Sangjit dieksekusi dengan sempurna, tanpa melanggar pantangan budaya, sambil tetap dikemas secara modern dan elegan.

Siap merancang Sangjit yang otentik, elegan, dan penuh makna? Hubungi Avinci Wedding Planner sekarang. Mari kita pastikan setiap baki dan langkah prosesi memiliki makna yang dalam.

5/5 - (1 vote)

Tinggalkan komentar