Urutan Prosesi Adat Panggih dan Maknanya

Upacara adat panggih merupakan prosesi tradisional Jawa yang penuh dengan nilai dan makna. Berikut adalah tahapan prosesi adat panggih yang biasanya dilakukan pada pernikahan tradisional Jawa:

1. Tukar Kembang Mayang

Kedua pengantin atau perwakilan keluarga menukarkan kembang mayang sebagai simbol harmoni antara dua keluarga besar.

2. Serah Terima Pisang Sanggan

Perwakilan keluarga pengantin pria menyerahkan pisang raja kepada pihak keluarga pengantin wanita. Hal ini melambangkan tanggung jawab mempelai pria dalam memberikan nafkah kepada istrinya.

Si-Kembar-Mayang-Iconik-Pernikahan-Jawa-1024x681

3. Balangan Gantal

Pengantin saling melempar sirih. Sirih yang dilempar mempelai pria mengenai dada mempelai wanita, sedangkan lemparan mempelai wanita mengenai kaki pria. Ini melambangkan keinginan untuk saling melengkapi dan membahagiakan.

4. Ngindak Tigan

Mempelai pria menginjak telur ayam sebagai simbol kesuburan, lalu mempelai wanita membersihkan kakinya, menunjukkan rasa hormat dan dukungan.

5. Junjun Derajat

Mempelai pria membantu mempelai wanita berdiri sebagai simbol bahwa pasangan akan menjaga kehormatan dan derajat satu sama lain.

6. Singkeran

Mempelai wanita berjalan mengelilingi pria sebanyak tiga kali, melambangkan harapan atas kehidupan rumah tangga yang penuh rezeki dan kebahagiaan.

7. Sinduran

Kedua pengantin diselimuti kain sindur oleh ibu, lalu dipapah menuju pelaminan oleh ayah. Ini mencerminkan persatuan dan perlindungan keluarga.

8. Bobot Timbang

Kedua mempelai duduk di pangkuan kanan dan kiri ayah sebagai simbol kesetaraan di mata orang tua.

9. Tancepan

Mempelai pria dan wanita duduk bersama di pelaminan, melambangkan kesiapan mempelai pria memberikan nafkah lahir dan batin.

10. Kacar Kucur

Mempelai pria menuangkan simbol nafkah kepada mempelai wanita, yang mencerminkan tanggung jawab dan keberkahan dalam rumah tangga.

11. Penitipan Kacar Kucur

Nafkah yang diberikan diserahkan kepada orang tua sebagai simbol penghormatan dan pertanggungjawaban kepada keluarga.

12. Dulangan

Kedua mempelai saling menyuapi makanan, melambangkan cinta, perhatian, dan kerukunan dalam rumah tangga.

13. Sungkeman

Kedua mempelai memohon doa restu dan pengampunan dari orang tua, sekaligus menunjukkan rasa hormat kepada mereka.


Makna dan Filosofi Adat Panggih

Upacara panggih bukan hanya sekadar tradisi, tetapi memiliki nilai-nilai luhur yang patut dilestarikan:

  • Penyatuan Dua Keluarga: Mengawali kehidupan baru sebagai pasangan suami istri sekaligus menyatukan dua keluarga besar.
  • Doa dan Harapan: Melalui setiap simbol, terkandung harapan untuk kehidupan rumah tangga yang bahagia, harmonis, dan penuh cinta.
  • Penghormatan kepada Orang Tua: Sungkeman mencerminkan bakti kepada orang tua serta permohonan doa untuk keberkahan pernikahan.
  • Pelestarian Budaya Jawa: Upacara ini menjadi warisan tradisi yang sarat nilai budaya dan layak diteruskan oleh generasi muda.

Temukan inspirasi lainnya untuk pernikahan tradisional Jawa yang sarat makna dan estetika di artikel kami yang lain!

Rate this post

Tinggalkan komentar